Sejumlah warga di Kelurahan Butung Kecamatan Wajo Kota Makassar menyesalkan sikap Lurah Butung Hj. Andi Erni yang menggembok kontainer.
Salah seorang sumber yang juga warga kelurahan Butung, menuturkan, mempertanyakan terkait penggembokan kontainer, pasalnya kontainer tersebut merupakan salah satu wadah untuk menghimpun informasi dari warga, dan tempat untuk menjalin silaturrahim antar masyarakat.
Daftar isi Artikel Berita
ToggleSumber menuturkan, fungsi awal dari pembangunan kontainer adalah untuk menjadi pusat penanganan dan pengendalian Covid-19 di tingkat kelurahan Kota Makassar, 3 Mei 2024.
Kemudian, Pasca Covid, Pemerintah Kota Makassar mengalihfungsikan kontainer sebagai pusat layanan masyarakat di kelurahan, dalam hal sosialisasi, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan lain sebagainya, lanjut sumber.
Termasuk kontainer tersebut memiliki fungsi lain yang manfaatnya tidak kalah besar. Salah satunya menjadi pusat koordinasi perangkat RT RW yang ada di kelurahan,urainya.
Sumber berharap agar kontainer dapat dibuka kembali sebagaimana mestinya, sehingga dapat difungsikan untuk masyarakat, mengingat sumber dananya memang dari rakyat yang dititip ke Pemerintah untuk dikelola dan kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dan jangan ada yang merasa bahwa kontainer tersebut milik pribadi, bahkan kantor lurah pun itu sumbernya dari uang rakyat, dan selama digunakan untuk kepentingan masyarakat dan dimaksimalkan azas manfaatnya, termasuk dari segi kebersihannya, maka tidak ada yang salah, tutupnya.
Tanggapan Lurah Butung Hj. Andi Erni
Terkait kejadian tersebut Lurah Butung Kecamatan Wajo Kota Makassar Hj. Andi Erni menegaskan, bahwa kontainer yang dimaksud tetap pada fungsinya sebagaimana Program wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, yakni berfokus pada pelayanan warga yang lebih maksimal, Urainya.
Adapun terkait dengan ada tergemboknya kontainer tersebut baru belum bermalam dan hanya kebetulan saat ada wartawan yang melintas dan mendapat tanggapan sepihak dari warga.
Namun perlu diketahui kontainer kami gembok saat memasuki waktu sholat Jumat, karena kami berharap agar kontainer tidak disalahgunakan oleh oknum, apalagi saat hari Jum’at, kontainer malah dijadikan tempat ngumpul yang dimana seharusnya semua berada di Masjid untuk melaksanakan kewajiban beribadah bagi kaum Adam, terangnya.
Hj Erni kembali mempertegas, bahwa kontainer tersebut hanya diperuntukkan sebagai salah satu sarana dalam mewujudkan program pemerintah agar berjalan jauh lebih baik sesuai fungsinya bukan hal-hal lain yang hanya bernilai “negatif”, tutupnya saat memberi penjelasa ke sejumlah wartawan di sekitaran Kelurahan Butung, beberapa waktu lalu.