Rakyat Sulawesi | Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar menggelar diskusi publik salah satunya mebahas terkait Usaha Kecil Menengah (UKM). Diskusi pubilk tersebut mengangkat topik utama “Dampak wabah Covid-19 terhadap perekonomian masyarakat dan solusinya dalam perspektif Islam”. Menghadirkan narasumber Dr. Ir. H. Andi Yusran Paris,MM, MBA. (Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia Sulsel), Dr. Ir. H. Idris Parakkasi,MM, CPHCM. (Akademisi Ekonomi dan Keuangan Syariah), dan Evy Aprialti,SE,MM. (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar), Rabu (09/09/20), di Hotel Ibis Jalan Dr. Ratulangi.
Dalam diskusi publik yang dibuka resmi Sekretaris MUI Kota Makassar H. Masykur Yusuf, S.Ag,M.Ag. dan dipandu Prof. Dr. H. M. Arfin Hamid,SH,MH. (Wakil Rektor V Universitas Islam Makassar Al-Gazali). Ketiga narasumber mengakui dampak pandemi Covid-19 sejak secara resmi diumumkan Presiden Jokowi sekitar enam bulan lalu. Sudah sangat mempengaruhi kegiatan usaha dan gerak roda perekonomian kita di negeri ini. Tidak sedikit pengusaha pada akhirnya menutup usahanya. Setidaknya melakukan pengurangan karyawan dengan istilah dirumahkan, terutama di kalangan pengusaha kecil dan menengah (UMKM).
Menurut Andi Yusran Paris yang juga dikenal sebagai pendiri dan pengelola lembaga pendidikan (LP3M) terkemuka. Ada sekitar 80 persen pengusaha kecil dan menengah (UKM) yang sudah terkena dampak Covid-19 di Indonesia. Mengakibatkan banyak pemilik UMKM yang sudah tidak mampu bertahan dan pada akhirnya harus menutup usahanya. Secara total dan dengan terpaksa mem-PHK puluhan ribu karyawan, termasuk pengusaha hotel dan restoran besar.
Daftar isi Artikel Berita
ToggleBerikhtiar mencari jalan keluar dan memanfaatkan peluang terbuka di tengah keterbatasan.
Hanya saja lanjut anggota DPRD Sulsel itu mengingatkan, sebagai seorang muslim keadaan ini tidak boleh membuat kita patah semangat. Seorang pengusaha apalagi UKM tidak harus melihat pendemi Covid-19 ini sudah merupakan akhir dari segalanya. Tapi justeru sebaliknya membuat kita termotivasi untuk melakukan upaya lain. UKM Harus berikhtiar mencari jalan keluar dan memanfaatkan peluang yang terbuka di tengah keterbatasan ini.
“Saya yakin Covid-19 ini justru membuka ruang buat kita untuk lebih berpikir kreatif, inovatif, dan berikhtiar sambil mengevaluasi cara kerja kita selama ini. Tidak menutup kemungkinan justru di tengah pandemi Covid-19 ini ada orang yang memperoleh keberuntungan. Terutama mereka yang menguasai teknologi digital yang kegiatan usahanya dapat dikendalikan dari rumah dan sangat sejalan dengan protokoler kesehatan Covid-19 yang mengharuskan kita berada di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah bila tidak mendesak,” ungkap H. Andi Yusran Paris.
Diakui H. Yusran Paris, dibalik pandemi ini ada banyak pelajaran berharga bagi kita ummat Islam, terutama yang memiliki usaha yang dapat memanfaatkan teknologi digital. Saatnya kita bersatu, saling bantu dan memperbaiki silaturrahmi yang disebut jaringan sebagai modal utama di dalam membangun sebuah usaha.
saatnya UKM mengembangkan ekonomi keummatan yang lebih dikenal dengan ekonomi syariah
“Bagi saya dan sudah terbukti dalam perjalanan saya sebagai pengusaha, adalah yang sangat terpenting adalah memelihara silaturrahmi, bagaimana mungkin produk kita diminati konsumen kalau silaturrahmi kita kurang bagus. Dan tak ada jalan lain kecuali memperbanyak doa dan berbuat baik kepada orang lain, termasuk bersedeqah. Sekarang ini kita perlu banyak berdoa dan banyak menolong orang sehingga Allah SWT selalu membimbing kita dan menunjukkan jalan keluar dari segala persoalan yang kita hadapi ini,” kata H. Yusran Paris mengingatkan.
Terkait dengan peluang usaha termasuk UKM, di tengah pandemi Covid-19 diakui Dr. H. Idris Parakkasi mengakui jika saatnya mengembangkan ekonomi keummatan yang lebih dikenal dengan ekonomi syariah yang landasannya sangat kuat dalam ajaran Islam. Landasan utamanya adalah halal dan saling menguntungkan. Disinilah agama menunjukkan adanya kerjasama, saling tolong menolong, yang bentuknya dikenal dalam zakat, sadaqah, dan jual beli yang sebaliknya melarang adanya praktek riba.
Menurut H. Idris Parakkasi, sumber reseki yang halal tentu saja harus dimulai dengan cara memperoleh yang halal, pengelolaan yang halal dan pembelanjaan yang halal pula. Kesemuanya itu hanya dapat diwujudkan melalui kerjasama atau bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai stakholder dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di negeri ini termasuk untuk UKM.
Dilansir dari ulamamui.com, Bisnis atau kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip-prinsip halal tersebut, lanjutnya. Dapat dilakukan pada semua bidang usaha termasuk bisnis syariah yang berbasis digital. Terutama terkait dengan usaha kuliner, fashion, wisata, dan usaha UKM lainnya yang dikelola berdasarkan prinsip syariah sehingga bukan saja keuntungannya bertambah tapi juga berkah yang memungkinkan berkembang terus menerus melintasi setiap zaman dengan segala tantangannya.
Salah satu kesulitan yang sangat susah dihindari adalah kegiatan pendistribusian produk
Tampil sebagai narasumber terakhir di hadapan puluhan peserta yang sebahagian besar merupakan pengusaha UKM, Kadis Koperasi dan UKM Kota Makassar Evi Aprialti mengakui, pandemi virus corona memang bukan hanya sekedar bencana kesehatan tapi juga telah menimbulkan kekacauan disektor ekonomi. Baik di sektor industri besar tapi juga membuat pelaku UKM di tanah air ini produksinya jatuh bahkan tidak sedikit yang kesulitan bertahan hidup hingga hari ini.
“Salah satu kesulitan yang sangat susah dihindari adalah kegiatan pendistribusian produk yang tadinya sudah menjangkau beberapa daerah di luar kota, kini sudah tidak dapat dilakukan dan bahkan sangat sulit pula untuk memperluas jangkauan pasar lintas daerah atau pulau,” ungkapnmya.
Menurut Evi, kendatipun pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk membantu para pelaku UKM utamanya, termasuk penundaan cicilan dan bunga kredit hingga 6 bulan ke depan, namun dihaapkan pula pelaku usaha maupun masyarakat yang ingin memanfaatkan peluang usaha di tengah pandemi corona ini mencari peluang dengan memanfaatkan teknologi digital dalam memperluas jaringan dan akses pemasaran. Hal itu tentu dapat saja terwujud bila disertai pula dengan mendesain produk yang unik dan berdaya saing tinggi. Sumber ULAMAMUI.COM