Di era modern seperti sekarang, bentuk kredit dan pembiayaan memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian. Kredit menjadi instrumen penting untuk perputaran modal, baik dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Pertanyaannya, bagaimanakah pandangan Islam terhadap pembiayaan kredit ini? Apakah pembiayaan dengan sistem kredit diperbolehkan dalam Islam? Mari kita kupas dalam tulisan ini.
Konsep Pembiayaan dalam Islam
Sebelum membahas lebih dalam tentang pembiayaan kredit, penting bagi kita untuk memahami konsep dasar pembiayaan dalam pandangan Islam. Secara umum, Islam menekankan pentingnya distribusi dan alokasi dana atau kekayaan yang adil dan merata. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah melalui praktik keuangan yang adil, termasuk di dalamnya adalah sistem pembiayaan.
Daftar isi Artikel Berita
ToggleSistem Pembiayaan Kredit dalam Islam
Dalam perspektif Islam, pembiayaan kredit diatur secara khusus dan hati-hati, agar tidak melanggar hukum syariah yang berlaku. Konsep penting yang dipegang teguh dalam sistem pembiayaan kredit dalam Islam adalah larangan terhadap riba, sama sekali tidak diperbolehkan. Riba didefinisikan sebagai tambahan atau selisih dalam transaksi keuangan yang tidak adil.
Ini berarti bahwa sistem pembiayaan yang menerapkan bunga atau persentase tambahan atas pinjaman pokok tidak diperkenankan. Sebagai gantinya, Islam mempromosikan konsep bagi hasil dalam sistem pembiayaan kredit.
Kesimpulan
Berdasarkan telaah tersebut, pembiayaan kredit dalam perspektif Islam harus sejalan dengan prinsip syariah, yang melarang praktik riba atau adanya tambahan bunga. Akibatnya, konsep bagi hasil menjadi dasar dalam pembiayaan kredit di sektor perbankan syariah. Dengan begitu, penerapan pembiayaan kredit yang sejalan dengan nilai-nilai Islam diharapkan dapat mendorong perekonomian yang lebih adil dan merata.