RAKYATSULAWESI.CO.ID –GOWA,– Dalam proses pembangunan desa, penerapan nilai budaya “empo sipitangarri” dapat menjamin warga baik laki-laki dan perempuan serta kelompok termaginalkan lainnya berpatisipasi secara aktif dalam proses perencanaan,pelaksanaan dan pengawalan terhadap dokumen pelaksanaan yang telah mereka rumuskan untuk menjamin bahwa dokumen tersebut sebagai panduan berbagai pihak dalam pelaksanaan pembangunan desa selain itu warga juga melaqkukan komunikasi dengan berbagai pihak yang merencanakan pelaksanaan pembangunan dalam merealisasikan rencana-rencana yang mereka susun
Kesempatan ini camat barombong Ary Mahdin safari S.STP,MSI mengutarakan dalam sambutannya “untuk meningkatkan kerjasama masyarakat dalam segala bidang pembangunan serta meningkatkan peran aktif masyarakat. Bagi desa-desa yang mendapat peringkat terbaik dalam kegiatan bulan bhakti gotong royong ini, gotong royong merupakan budaya yang harus terus dilakukan dan dilestarikan, hal ini dapat meningkatkan jalinan persatuan dan kesatuan antar masyarakat. Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten gowa,”ujarnya
Daftar isi Artikel Berita
ToggleSementara itu wakil bupati gowa Drs,H.Abbas Alauddin mengungkapkan penutupan bulan bakti gotong royong ini diselenggarakan dikecamatan barombong “ diharapkan kepada para camat/dan kepala desa/lurah sekabupaten gowa juga meminta ahgar terus mendorong warga masyarakat untuk melakukan kerja sama dalam mengatasi berbagai hal yang ditemui dalam kehidupan masyarakat “ungkap
Lanjut wakil bupati gowa Drs,H.Abbas Alauddin “ masyarakat ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk tetap menggelorakan semangat bergotong royongan yang merupakan cirri dan budaya masyarakat kita tujuannya adalah dalam rangka untuk lebih memberdayakan masyarakat secara mandiri dan tanggung jawab,karena didalam program ini seluruh masyarakat dilibatkan,maka dari aspirasi masyarakatlah program direalisasikan “ujarnya.
Laporan :Udin