Peringatan Isra Mi'raj, Begini kata Ma'arif Ustazd Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook
Twitter
WhatsApp

Luwu Utara l Rakyat Sulawesi – Harga jeruk nipis yang anjlok hingga harga tak ada harganya membuat sejumlah petani di Kecamatan Mappedeceng Desa Cendana Putih, Luwu Utara resah.

” Hal tersebut dikatakan Mama Ardy salah satu warga yang ditemui media ini, Selasa(2/4/2019), mengatakan petani membiarkan jeruk nipis tersebut hingga membusuk, dan di buang di pinggir jalan beberapa tempat hingga ber ton-ton jumlahnya,” ucapnya.

Sementara petani Imran di Kecamatan Mappedeceng tidak mengetahui secara pasti penyebab anjloknya harga jeruk nipis.

“Sudah satu bulan jeruk nipis kami mulai membusuk dan kuning dibiarkan karena memang jualnya juga susah. Ini saja ada dua tiga ton dari kemarin juga belum diproses, ya terpaksa saya buang begitu saja,” ungkap Imran.

Imran mengatakan, ia tak masalah meskipun harga murah asal penjualan jeruk nipis tetap lancar.

“Tapi masalahnya harga murah jualnya sulit, ini kan kita juga tambah sulit. Sudah beli tapi tak laku dijual. Kasihan petani, tapi kita juga tak bisa memaksa, kalau maksa malah kita yang tambah rugi,” ujarnya.

Hal senada diutarakan ibu Becce’ pedagang jeruk nipis dari Masamba Kecamatan Masamba mengaku juga kesulitan menjual barang dagangannya.

Becce’ saat ini masih terdapat 4 ton jeruk nipis yang tertahan di teras depan rumahnya.

“Kita pilah, kalau ada yang busuk ya terpaksa dibuang. Mungkin lebih dari separuh jeruk nipis ini sudah mulai mengalami busuk. Kalau sudah begitu yah tidak laku,” terangnya.

Kondisi ini membuat petani terpaksa menanggung rugi karena tidak bisa menikmati hasil panen jeruk nipis di kebunnya. Buah siap panen pun dibiarkan.

“Saya biarkan di pohonnya, kalau ada yang beli saya petikan, tapi kalau tidak ada di biarkan, meski hingga busuk di pohon,” ucap Imran petani jeruk di Mappedeceng.

Laporan : Admin